Kamis, 13 Agustus 2009

Mengapa Pemain Top Lebih Pilih Spanyol Daripada Inggris?

Primera Liga Spanyol tetap menjadi destinasi para pemain terbaik karena lebih mempesona, atraktif dan penuh gairah.

Cristiano Ronaldo & Kaka - Real Madrid
Cristiano Ronaldo & Kaka - Real Madrid

Liga ‘terbaik dan mempesona’ hanya ada di ranah Inggris. Begitulah klaim Sky Sports yang menyebut Liga Primer Inggris sebagai ‘the best and most exciting league’ di muka bumi.

Saksikan bagaimana setiap detik begitu berharga dalam pertandingan Liga Primer. Pokoknya, sebelum peluit akhir berbunyi masih ada kesempatan untuk mencetak gol.

Karena itu, tensi pertandingan makin memanas dan mencapai klimaks di menit-menit terakhir. Suasana makin dramatis karena kamera televisi kerap merekam ekspresi wajah suporter, entah itu sedih, kecewa, menahan kegembiraan karena kemenangan belum di tangan tim kesayangan.

Berbeda dengan Serie A Italia atau Primera Liga Spanyol yang tak pernah menangkap ekspresi suporter di sela pertandingan, kecuali para petinggi klub yang duduk di VIP. Ekspresi mereka pun dingin meski timnya menang. Atau mereka memang 'jaim' alias jaga image sekaligus menjaga perasaan petinggi klub lawan yang ketinggalan gol yang kebetulan duduk di sampingnya.

Klaim seakan makin sah ketika klub-klub Liga Primer begitu mendominasi Liga Champions selama lima musim terakhir. Manchester United, Chelsea, Liverpool dan Arsenal mempertontonkan hegemoninya saat berlaga di kompetisi Eropa.

Dominasi Big Four membuat klub-klub elit yang memiliki tradisi kuat di kompetisi Eropa seperti AC Milan, Real Madrid, Bayern Muenchen tak ada apa-apanya.

Gelombang kedatangan pemain bintang ke Inggris membuktikan klub-klub Liga Primer paling diminati. Sebut saja Deco, Michael Ballack dan terakhir Robinho yang bergabung dengan klub papan tengah Manchester City. Tawaran gaji tinggi yang disodorkan klub-klub Liga Primer membuat para pemain berbondong-bondong mencicipi sepakbola Inggris.

Hanya, situasi itu tak berlangsung lama. Liga Primer bak gadis yang kehilangan pesona. Tren telah berubah. Kini, para superstar berbelok arah. Primera Liga Spanyol kembali menjadi destinasi para pemain top di muka bumi.

Cristiano Ronaldo memilih meninggalkan MU dan bergabung dengan Real Madrid yang tak kalah glamor. Sebelumnya, Kaka lebih dulu bergabung.

Berikutnya, Karim Benzema dan Xabi Alonso yang pulang ke Spanyol. Segera menyusul Ces Fabregas, Franck Ribery dan masih banyak bintang dunia yang ingin merasakan kerasnya Liga Spanyol.

Biar bagaimana pun, Primera Liga tetap merupakan salah satu kompetisi terbaik. Liga yang tak sekadar memamerkan ketahanan fisik tapi juga ball skill individu.

Seorang Zinedine Zidane dan Luis Figo masih diberi kesempatan unjuk kehebatan sebagai seniman bola sebelum dihadang lawan. Hal yang sulit ditemui di Liga Primer karena kaki mereka bakal menjadi santapan tackling lawan-lawannya.

Sepakbola di negeri matador menghadirkan tontonan yang benar-benar exciting. Sepakbola menyerang yang diperagakan hampir semua tim Primera Liga menjadikan pertandingan benar-benar meng-entertain penonton.

Dan, Barcelona menjadi representasi kehebatan sepakbola Spanyol. El Barca menyajikan sepakbola menyerang yang tak sekadar memberi hiburan menggairahkan tapi juga segudang prestasi. Musim lalu, mereka meraih treble, juara Primer Liga, Copa del Rey dan Liga Champions.

Selain Barca, masih ada Madrid yang menjadi pusat sepakbola Eropa. Meski mereka cukup lama tak lagi memenangi Liga Champions, namun Madrid tetap segalanya bagi pesepakbola mana pun.

Madrid dan Barca, dua raksasa Primera Liga yang menjadi magnet superstar lapangan hijau untuk berdatangan ke Spanyol. Apakah faktor dua klub besar itu semata yang menjadi daya tarik? Apakah Primera Liga memang lebih menarik minat para bintang lapangan hijau ketimbang Liga Primer? Beberapa alasan di bawah ini mungkin bisa membuat kita memahaminya.

Senin, 10 Agustus 2009

Persik - Kediri

Prestasi Persik - Kediri di Liga Indonesia

  • 1999/2000 Divisi Dua, Juara (promosi ke Divisi Satu Liga Indonesia)
  • 2002 - Divisi Satu, Juara (promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia)
  • 2003 - Divisi Utama, Juara (Liga Bank Mandiri IX)
  • 2004 - Peringkat ke-10
  • 2005 - Peringkat ke-3 dalam Babak 8 Besar (Grup Timur)
  • 2006 - Divisi Utama, Juara (Liga Djarum 2006)
  • 2007 - Peringkat ke-3 dalam Babak 8 Besar (Grup B)
  • 2008/2009 - Djarum Indonesia Super League, Peringkat ke-4 (Liga Super)

Jumat, 07 Agustus 2009

Are you RED devil Army ??

Where do you sit?
I was in K Stand but this season I’ve moved to East Lower, Row BB. It’s nice and close to the action and a bit nearer the away fans so there’s a bit of banter.

How did you become a United fan?
When I was at school there was an older lad I used to knock around with who was a United fan. He’s the one who got me into it and then my first season as a regular was 1974/75. I’d been to a few London games before that – my first one was Spurs at White Hart Lane in 1971.

Any United tattoos?
Several, actually! I’ve got over 100 tattoos all over my body, including a red devil somewhere not many people see. I’ve also got a big United crest on my back that I got done when I was 17.

What's your ultimate United moment?
For me, it was beating Liverpool in the 1977 FA Cup final. It was the first cup final I’d seen us win and we stopped them winning the Treble. That one just about pips the Treble in 1999.

Worst you’ve felt as a United fan?
Not getting a ticket for Southampton in the 1976 Cup final was pretty bad and there have been some horrible defeats down the years. These days, however, I forget losses a lot quicker. Even a few hours after we lost in Rome I was thinking ahead to this season. You can’t win ‘em all.

Favourite all-time player?
My first hero was big Jim Holton. Bryan Robson was terrific too, and that was in a rubbish side. But I think I’d have to plump for Eric

Visit the RED Devil Fans Zone

Manchester United

Gill reflects on busy summer

David Gill took time out from United's busy pre-season schedule to chat to MUTV about the many changes at Old Trafford over the summer, and his excitement about the campaign ahead. Here's what United's chief executive had to say...

David, it was an eventful Asia Tour; was it ultimately a success?
Definitely. Of course, when we landed in Kuala Lumpur the first text message I got was about the Jakarta bombings, so we had to make a quick decision to cancel the Indonesia leg of the tour. It was disappointing, but it was the right decision and we settled in Malaysia with everyone pulling together to arrange a second game. Asia is a key region for us, and these tours are a combination of working with our commercial partners and seeing our many fans. In that sense, it was a great success.

Another headline-grabbing summer story was the surprise arrival of Michael Owen. How have you assessed his impact so far?
Sir Alex is the best person to measure that, but watching from the sidelines I’ve been delighted. He’s enthusiastic and very happy to be here. We’d discussed signing him for a while – we were aware that he was out of contract at the end of the season, so he was someone we kept an eye on. I hope he’ll prove to be a great signing for us.

What are your thoughts on Cristiano Ronaldo's departure to Real Madrid?
Well, I think Alex said it all: he gave us six wonderful years of service, he was a great player and played a big part in our success. We’re disappointed he’s gone – he’s the best player in the world – and we’ll miss him. But we’ll make amends: we’ve brought in good players and other players will respond. Hopefully we play against him and Real Madrid this season... and beat them easily!

Is it unprecedented